Space Mediaworks – Desainer grafis tak hanya sebatas membuat desain dengan bantuan seperangkat komputer atau laptop beserta aplikasinya. Lebih dari itu, desainer grafis dituntut untuk selalu berpkir kreatif, memberikan solusi desain bagi klien.
Persaingan untuk bekerja sebagai desainer kini juga makin ketat. Pasalnya, kemajuan teknologi memungkinkan siapa saja untuk bisa mendesain. Termasuk mereka yang belum memiliki pengetahuan yang memadai tentang desain komunikasi visual. Namun pada akhirnya, kualitas desain lah yang menentukan.
Apa saja pekerjaan yang dilakukan desainer grafis? Setiap desainer mempunyai cakupan kerja yang bervariasi, tergantung di mana ia bekerja atau dengan siapa ia bekerja. Misalnya, desainer yang bekerja di biro iklan mungkin akan mempunyai deskripsi pekerjaan yang berbeda dengan mereka yang bekerja di branding agency.
Deskripsi Pekerjaan Desainer Grafis
1. Melakukan komunikasi dengan klien
Sebelum mulai mendesain, desainer grafis harus bertemu dan melakukan komunikasi dengan klien. Hal ini penting agar dia mengetahui apa kebutuhan mereka dan bagaimana desain yang diinginkan. Klien yang datang bermacam-macam, ada yang sudah mempunyai gambaran tentang desain sementara yang lainnya mungkin belum punya sama sekali.
Desainer grafis harus bisa mengenali dengan cepat apa yang diharapkan klien. Hal ini bertujuan agar pekerjaan bisa langsung dilakukan secepatnya. Untuk mempermudah memahami kebutuhan klien, desainer perlu menggunakan formulir brief pekerjaan. Brief ini sangat berguna sebagai panduan dalam proses desain ke depannya.
Desainer grafis dituntut untuk selalu berpkir kreatif, memberikan solusi desain bagi klien.
Apalagi jika anda bekerja secara online tanpa harus bertatap muka secara langsung dengan klien. Jika masih bingung, anda bisa menghubungi klien lewat telepon atau aplikasi instant messaging. Namun apabila anda bisa meeting langsung dengan klien, tentu ini akan lebih mudah.
Dalam sesi meeting atau konsultasi, desainer jangan hanya pasif menuruti keinginan klien. Desainer grafis harus mampu memberikan solusi dan saran untuk memecahkan permasalahan klien. Dengan kata lain, mereka juga berperan sebagai problem solver. Inilah yang membedakan desainer grafis biasa dengan yang lebih profesional. Desainer sebaiknya jangan pernah merasa sungkan apalagi takut untuk memberikan saran karena klien akan sangat berterima kasih mereka melakukan hal tersebut.
2. Membuat karya desain grafis
Setelah mengetahui kebutuhan klien, kini saatnya desainer grafis mulai membuat karya lewat media yang telah ditentukan. Berbeda dengan seniman murni, desainer grafis tak bisa mendesain hanya untuk memuaskan selera seni pribadi saja. Sebaliknya, desainer grafis itu mendesain untuk orang lain. Oleh sebab itu, mereka harus memiliki wawasan tentang desain yang sekiranya diminati orang.
Dalam tahapan ini, desainer grafis bertugas untuk mendesain berbagai macam material promosi. Adapun jenis-jenis media promosi yang biasa dibuat termasuk brosur, katalog, profil perusahaan, iklan cetak atau digital, kalender, konten media sosial, kemasan dan flyer. Selain itu, desainer juga mendesain undangan untuk keperluan pernikahan atau perusahaan/organisasi. Sebagian desainer memiliki keterampilan untuk mendesain logo atau brand identity.
Setiap desainer grafis mempunyai kemampuan spesifik yang berbeda-beda. Banyak desainer yang tak hanya jago dalam mengatur layout tapi juga ahli menggambar ilustrasi. Meski demikian, mereka dituntut untuk bisa melakukan banyak hal. Pasalnya, desainer tak bisa menebak jenis pekerjaan yang didapatnya.
Seringkali, desainer harus berhadapan dengan tenggat waktu yang ketat. Meski demikian, persoalan deadline bisa disesuaikan dengan beban kerja yang dihadapi. Jika desainer sedang tidak banyak job mungkin saja bisa lebih cepat selesai.
3. Melakukan revisi desain
Satu tahapan yang tidak bisa dilewatkan adalah revisi desain. Ketika desainer selesai mengerjakan desain, ia akan mengajukannya terlebih dulu kepada klien. Desainer akan mengetahui bagaimana reaksi klien terhadap hasil desain. Apabila ada yang kurang sesuai maka desain perlu direvisi. Pada tahapan revisi, materi bisa mengalami penambahan atau pengurangan.
Bagi sebagian besar desainer, tahapan revisi mungkin bisa menjadi pengalaman yang menjengkelkan terutama apabila desain memerlukan pergantian berkali-kali. Apalagi jika desain memerlukan perombakan total di sana sini. Oleh sebab itu, desainer perlu menetapkan jumlah maksimal revisi agar tidak banyak melakukan perubahan. Apabila revisi melewati batas maksimal, maka klien akan dikenakan biaya tambahan.
4. Mewujudkan ide-ide yang unik dan segar
Salah satu kelebihan yang dipunyai desainer ialah ia mampu mewujudkan ide-ide atau gagasan yang abstrak menjadi nyata. Wujud dari ide-ide bisa terlihat dari desain yang menampilkan kombinasi huruf, warna dan komposisi layout yang menarik. Kemampuan dalam mewujudkan ide inilah yang ditawarkan kepada klien, menjadi sumber penghasilan bagi desainer.
Dalam melakukan pekerjaannya, desainer grafis sangat terbantu dengan adanya beragam software seperti Adobe Illustrator, Corel Draw, Adobe Photoshop, dan lainnya. Beberapa aplikasi tersebut menawarkan fitur-fitur canggih yang membantu desainer berkreasi tanpa batas. Desainer juga harus mempelajari trik-trik desain untuk memaksimalkan fitur yang ada.
5. Memastikan desain siap dicetak
Desainer grafis tak bisa lepas dari dunia percetakan. Bahkan, banyak desainer grafis yang mengurus pekerjaan hingga proses pencetakan. Itulah kenapa di dunia pendidikan, pelajar atau mahasiswa desain grafis belajar tentang grafika. Desainer harus mempunyai gambaran desain akan dicetak di jenis media apa. Termasuk jenis kertas yang digunakan karena itu akan menentukan harga.
Sebelum naik cetak, desainer menyiapkan desain yang telah mendapat persetujuan klien. Persetujuan ini sangat penting untuk menghindari komplain dari klien di kemudian hari apabila ditemukan kesalahan. Hal-hal teknis di luar desain yang menjadi pertimbangan misalnya jarak antara teks/gambar dengan tepi kertas agar ini tidak terpotong. Selain itu, huruf yang dipakai dalam desain, dipastikan tidak ada yang hilang (missing font) ketika hendak dicetak.
Meski demikian, banyak pula desainer grafis yang lebih memilih untuk fokus pada desain saja. Tidak perlu repot mengurusi percetakan yang memerlukan ketelitian. Misalnya desainer yang merancang logo, company profile digital atau konten feed Instagram.
6. Bekerja sama dengan anggota tim
Kerja sama tim sangat diperlukan terutama bila desainer grafis bekerja di sebuah perusahaan. Mereka akan berhubungan dengan divisi lain yang saling berkaitan seperti komunikasi pemasaran atau public relations misalnya. Atau, apabila desainer grafis bekerja di advertising agency, ia akan bekerja sama dengan ilustrator, art director, copywriter dan account executive.
Skenario akan berbeda apabila desainer grafis bekerja secara independen atau istilahnya freelance. Desainer frelance mungkin lebih banyak bekerja secara sendirian. Namun itu bukan berarti ia tidak memerlukan bantuan orang lain. Seringkali, apabila desainer freelance kebanjiran job, ia akan mencari partner yang bisa diajak kerja sama.
7. Meningkatkan kreativitas
Menjadi desainer grafis itu sebenarnya cukup berat karena dituntut untuk selalu bekerja secara kreatif. Namun justru di situlah letak tantangannya. Banyak cara untuk bisa terus kreatif, salah satunya yakni belajar hal-hal baru mengenai apa saja, tak terbatas pada bidang desain saja.
Desainer juga perlu meng-update dirinya dengan berbagai macam pengetahuan baru. Caranya yakni bisa dilakukan dengan membaca, menonton video atau berdiskusi dengan teman sejawat.